UMKM di masa Pensiun
Nyaman tenteram adalah impian. Tak terkecuali senior-senior kita yang memasuki pensiun. Mereka sudah lama bekerja mengabdikan dirinya bagi perusahaan, maupun negara melalui dinas tempatnya bekerja. Uang pensiun ada dan terasa sangat beda dengan ketika masih on bekerja. Berkurang tentu daripada gaji ketika sedang aktif berdinas dan bekerja. UMKM menjadi pertimbangan di masa pensiun.
Masa Pensiun
Namun yang paling terasa adalah kembali ke kehidupan tanpa pekerjaan, tanpa aktivitas berkantor, dan tentu saja sudah tak ada lagi reminder-reminder meeting maupun proyek-proyek seperti ketika aktif. Tidak banyak perusahaan ataupun instansi-instansi yang menyiapkan stafnya untuk siap menjalani masa pensiun dengan training pelatihan, baik skill maupun penyiapan mental.
Memang asik dan menyenangkan memiliki buah hati. Ketika sudah memasuki masa pensiun. Buah hati yang masih perlu biaya pendidikan menjadikan masa pensiun hanyalah tulisan di atas kertas. Sebagai orang tua dan harus menjaga kehidupan keluarga, masa pensiun harus dicoret dan tidak ada lagi, harus on memiliki pekerjaan atau usaha.
Memilih jenis Usaha UMKM
Tidak semua pensiunan mendapatkan pesangon yang dapat dipakai sebagai modal mendirikan perusahaan besar. Adakalanya lebih dari cukup, cukup, pas, pas-pasan atau bahkan kurang. Adalagi yang malah tidak menerima pesangon. Hal ini menjadi tantangan untuk meneruskan kehidupan meski sudah pensiun dari pekerjaan utama yang lalu.
Mencari kerja, apalagi yang pensiunan, yang fresh graduate saja kelimpungan. Jadi opsi mencari kerja menjadi opsi yang paling akhir jika tidak dicoret saja. Memulai usaha, membuka lapangan kerja dan memanagenya bersama anggota keluarga adalah satu pilihan yang menantang.
Perlu pemikiran dan pertimbangan matang untuk memulai bisnis UMKM, bisa UMKM formal maupun nonformal. Untuk yang memiliki skill HRD bisa membangun bisnis-bisnis pelatihan atau sejenisnya. Bagi yang skill di bidang lain pun terbuka lebar kesempatan untuk pengembangan diri sesuai keahliannya.
Bisnis kuliner atau food and beverages, di masa ekonomi sulit saat ini menjadi hal yang mudah terpikirkan dengan perputaran omzet yang bagus. Meski banyak startup-startup bikinan anak muda yang melejit, memiliki modal dan investor tajir, tetapi biasanya cita-citanya merugi dan kemudian dijual. Ini perlu dipahami, dan tidak menjadikan kecil hati melihat persaingan usaha yang demikian keras, kompetitif dan penuh inovasi.
"Aku sudah pensiun satu tahun, dan kami membangun sebuah warung yang menjual masakan kambing dengan menu A - Z, di sebuah daerah meski agak jauh dari sebuah kampus besar. Namun hasilnya belum sesuai harapan, dan kadang nombok", cerita senior saya setelah puluhan tahun tak bersua.
Membuka jalan meniti harapan UMKM
Betul, dan sekarang warung kambing kami tersebut sudah bagus jika penghasilannya dapat menggaji para karyawan, harapannya sudah tidak lebih dari itu. Bagaimana caranya agar laris lagi, perlu branding dan promosi yang bagus. Untuk itulah kami memerlukan bantuan dari para ahlinya!", ujar senior saya.
Kamipun bersama-sama akhirnya melakukan brainstorming. Bahwa banyak kesempatan yang bisa dilalui. UMKM tidak harus berjualan, tidak harus kuliner, tidak harus buka warung kambing. Kita bisa membangun sebuah kantor untuk penyiapan anak muda menuju cita-citanya. Ya saat ini banyak anak muda yang cakap, ber-IQ tinggi, badan sehat lengkap.
"Mereka perlu kesiapan mental, skill baik skill kecerdasan, skill sosial, maupun skill fisik!!!", jelas senior setelah mendapatkan insight.
Cerita ini masih akan berlanjut dengan penyiapan tim dan diskusi-diskusi menarik ke depannya untuk membangun sebuah entitas UMKM yang bergerak di bidang soft skills. Memerlukan sumber daya manusia yang perlu disiapkan, dipilih dan dicari yang memenuhi kriteria. Serta terbuka kemungkinan melibatkan para pensiunan karena memiliki keahlian tertentu yang sudah terbukti dan digunakan lama.
Apa yang perlu disiapkan untuk UMKM Soft Skill
Perlu persiapan matang untuk membuka bisnis UMKM yang bergerak di bidang soft skill. Badan hukum tentunya, beberapa SOP, ruang dan kantor, bagaimana publikasinya, orang-orang yang menghandle kurikulum, tukang tes psikologi baik pre-test maupun post-test dengan gaya yang lebih akrab dan membumi.
Membangun UMKM soft skill atau pendidikan tidak mudah. Namun memiliki kelebihan dalam permodalan, karena bermodal keahlian, modal keuangan dapat lebih rendah, bisa juga lebih tinggi jika memiliki sistem penggajian yang seperti perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Namun ketika ini merupakan tujuan bersama, maka yang terlibat penyiapan ini dapat diperhitungkan sebagai inisiator atau pemilik saham. Caranya dengan mengkonversi waktu dan keahlian yang diberikan.
Timeline harus segera dibuat dengan langkah-langkah yang pasti. Pilihan bagi pensiunan yang mengandalkan keahlian pendidikan. Bukan keahlian yang bisa langsung dijual seperti membuat masakan, baju, dan sebagainya. Sebuah usaha UMKM yang unik, dan perlu juga riset pasar yang cukup detil. Sejauhmana bisnis UMKM Soft Skill ini dapat berkelanjutan, menghasilkan dan dapat menghidupi para pekerjanya.
Begitulah salah satu kisah yang sedang di jalani. Tidak mudah membangun bisnis UMKM, masih akan ada tantangan-tantangan dan kisah-kisah penyelesainnya. Semoga para senior sukses dengan bisnis UMKM dan nyaman tenteram menjalani aktifitas kembali.
Posting Komentar