manajemen emosi

Table of Contents
manajemen emosi

Hidup di tahun 2025 pada masa kepemimpinan Prabowo Subianto sangat perlu untuk pintar-pintar melakukan manajemen emosi. Pernyataan-pernyataan para pemimpin bangsa yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya pernyataan Menkeu bahwa guru adalah beban negara. Pernyataan bahwa jumlah pengangguran menurun. Maupun pernyataan-pernyataan lainnya yang seringkali tidak pas dan tidak sejalan dengan yang ada di masyarakat.

Sosial Media sebagai Hiburan

Pernyataan-pernyataan tersebut di atas gencar oleh para influencer disebarkan. Baik influencer pendukung rejim maupun influencer anti rejim, bahkan influencer yang netral. Membuat para pembaca yang kebetulan melihatnya melintas di Timeline membaca dan otomatis melakukan respon. Meskipun respon yang dilakukan hanya dalam sepi atau dalam hati dan pikirannya sendiri.

Pernyatan-pernyataan sampah yang gencar dan meliak-liuk di timeline tersebut perlu kita sikapi dengan sikap sederhana. Selain tindakan ekstrim misalnya unfollow, block atau bisukan. Sebaiknya kita biarkan saja, dan terpenting jangan sampai mempengaruhi mood, pikiran dan sikap kita. Karena hal tersebut sudah direncanakan, dibuat sedemikian rupa sehingga kita terpengaruh.

Jangan sampai untuk bisa hidup nyaman tenteram kita terganggu dengan hal tersebut. Anggap saja sebagai hiburan. Toh kita hanya rakyat biasa, yang seperti biasa hanya diinjak-injak.

Dukung Influencer Kita

Apakah perlu mendukung influencer. Tentu tergantung kebijaksanaan masing-masing. Terlalu tergantung pada influencer juga tidak bagus. Karena kita tahu influencer ataupun buzer mendapatkan nafkah atau dibayar untuk itu.

Itu yang perlu kita garis bawahi, mereka mencari nafkah dari hal tersebut. Meskipun tidak haram, kenetralan dan pikiran jernih kita harus menjadi filter dari permainan algoritma.

Mendapatkan dan mencari informasi yang benar dan terbaik adalah jalan ninja kita. Banyak influencer yang tidak mencari nafkah dari aksi influencingnya maupun mencari cara agar pendapatnya di ikuti amsyarakat. Orang-orang seperti inilah yang pendapatnya murni, tak perlu pengakuan dan bisa rasakan benar atau tidak pendapat atau ungkapannya tersebut.

Meskipun suatu saat pastinya ada agensi yang mendatanginya. Namun urusan rejeki dan bagaimana influencer membranding dirinya sendiri adalah hak mereka. Kita percaya dan waktu akan membuktikan kebijaksanannya.

Pernyataan keluarga tokoh misalnya. Apalagi dari keluarga founding fathers kita. Sangat penting untuk disimak. Apalagi orang yang jarang-jarang bersuara.

Kehidupannya yang jauh dari politik praktis. Dapat menyimak jalannya kehidupan politik praktis. Pandangannya akan memiliki perspektif yang berbeda, yang kadang hampir sama dengan yang dirasakan rakyat biasa.

Bagaimanapun meskipun tidak menyatakan sebagai influencer. Orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan berdirinya bangsa ini memiliki nilai-nilai otentik dari keluarganya. Nilai perjuangan bahkan bagaimana sakit perasaannya ketika negara berjalan tidak pada rel yang seharusnya.

Pilih sendiri Influencer terbaik

Memang tugas kita untuk menjaga kewarasan pikiran dan nurani kita sendiri. Hanya kita yang tahu apakah kita sudah melewati batasan kenyamanan dan kewarasan kita sendiri. Memilih influencer terbaik bukanlah hal mudah.

Jika memang begitu maka janganlah kita tergantung pada influencer. Kembalilah pada kodrat kita, pada pijakan kita sendiri. Dimana kita berada dan dalam permasalahan dan tantangan nyata yang kita hadapi.

Perlu juga kita mengantisipasi FOMO. Jangan sampai hal-hal baru atau pernyataan-pernyataan baru harus kita dapati. Karena bisa jadi hal tersebut hanyalah recycle dari hal-hal lama yang sudah usang.

Seperti misalnya apasih urgensinya penulisan sejarah ulang, ataupun pengusulan Soemitro Djojohadikusumo menjadi bapak Koperasi Indonesia menggantikan Mohammad Hatta misalnya. Apakah Soemitro begitu pentingnya, ketika saat itu dia bahkan mensponsori pemberontakan PRRI. Jadi sponsor itu memikirkan profit bro, ada profit apa dibalik pemberontakan tersebut, patut kita selidiki bersama.

Hidup nyaman tenteram tanpa overthinking

Berada dalam derasnya arus informasi saat ini cukup rumit. Kemerdekaan ada ditanganmu, dalam hati dan pikiranmu. Jangan sampai terpengaruh dalam arus perang informasi yang supercepat dan menggunung seperti sampah di bantar gebang. Manajemen emosi akan membantu mengatasi derasnya perang ini.

Memiliki rasa percaya diri, memiliki pertimbangan sendiri, memiliki keputusan sendiri, memiliki jalur filtering informasi sendiri, merupakan hal yang perlu dimiliki untuk dapat survive di lingkungan sekarang ini.

Kemampuan menghafal dan mengingat trakc record influencer maupun apa yang terjadi dalam sosial media cukup penting. Karena banyak berita yang diulang-ulang, dimodifikasi bahkan memang di seting untuk dapat di lihat dari banyak sudut pandang untuk meyakinkan para penggila sosial media.

Yakinlah semua sudah diseting, baik oleh agensi maupun intelijen dan kontra intelijen. Jangan sampai kita menjadi korbannya. Dan tetaplah berjuang selamatkan negara kita dengan melarisi produk-produk UMKM tetangga kita sendiri. Begitulah pentingnya kita harus melakukan manajemen emosi.

Posting Komentar