Siaga Gempa Megatrust

Table of Contents

Mengerikan kita baru saja di spil gempa megatrust di Kamchactka Rusia. Berkekuatan 8.7 Skala Richter, meluluhlantakkan gedung dan lautan menjadi Tsunami, kemudian ada gunung yang langsung meletus. Tsunami pun ada yang sampai ke Gorontalo dan Papua, meski hanya 80 cm tingginya. Namun betapa alam terkoneksi antara satu dengan lainnya. Bisa bergerak serentak dan semua terimbas.

Apa itu Megatrust?

Menurut Daryono BMKG dalam postingan X diatas Megatrust adalah Seluruh gempa yang bersumber di bidang kontak antar lempang disebut sebagai Gempa Megatrust. Sebagai sumber gempa, Zona Megathrust dapat membangkitkan gempa dalam berbagai variasi magnitudo, dan mampu membangkitkan gempa besar.

Jadi bukan hanya gempa dengan kekuatan besar sepertidi Rusia kemarin. Namun juga gempa kecil-kecil. Karena megatrust adalah zona. Kontak antar lempeng yang disebutnya sebagai Gempa Megatrust tersebut tidak harus berkekuatan besar. Namun gempa yang lemah pun dapat disebut sebagai gempa megatrust.

BMKG dan Megatrust

Dari Yogyakarta, pada tanggal 3 September 2024 Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman Setyoajie Prayoedhie mengeluarkan Siaran Pers tentang Tanggap Potensi Megathrust: BMKG Serukan Kesiapsiagaan Tanpa Kepanikan.

Hal ini untuk menanggapi berita-berita tentang potensi besar gempa bumi "Megatrust, Tinggal Menunggu Waktu" dari berbagai media online yang beredar di masyarakat, media sosial di Yogyakarta cukup gempar karenanya. Tidak hanya DIY namun juga hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Gempa Bantul

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada tahun 2006 lampau. DIY pernah mengalami Gempa berskala 6 SR, namun meluluhlantakkan berbagai daerah, dengan korban jiwa hingga 6.000 orang.

Traumatis itu jelas, karena memang gempanya berlangsung sekitar 1 menitan, dan menimbulkan kerusakan terparah di Kabupaten Bantul. Kampung-kampung rata dengan tanah, rumah-rumah ambruk dan tinggal pepohonan yang berdiri. Listrik mati sehingga gelap di malam hari sangat terasa. Pemulihanpun memakan waktu hingga berbulan-bulan.

Kepanikan dan trauma gempa bantul yang dahsyat tersebut juga terpicu oleh pemberitaan di Kompas Online tanggal 12 Agustus 2024, jam 19:45 WIB yang berjudul BMKG Sebut Gempa Megathrust Indonesia Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8,9. Horotoyoh.

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ketika menyinggung kekhawatiran ilmuwan Indonesia soal seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

Untuk diketahui, seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun. BMKG memperkirakan, Megathrust Selat Sunda bisa memicu gempa dahsyat dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono dalam keterangan resminya, Minggu (11/8/2024).

Kesiapsiagaan tanpa Kepanikan

Menanggapi pemberitaan itu maka Pusat Gempa Bumi Regional (PGR) VII menyampaikan informasi sebagaimana di bawah ini:

  1. Pulau Jawa berada pada pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan IndoAustralia, sehingga aktivitas kegempaan di wilayah selatan Pulau Jawa relatif tinggi, dan hal ini adalah wajar. Pertemuan lempeng tersebut berada pada suatu zona patahan yang cukup panjang disebut Zona Subduksi dan pada zona ini merupakan lokasi sumber gempa megathrust (gempa yang terjadi pada bidang patahan yang sangat besar pada kedalaman <50 km).
  2. Informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat. Namun sebaliknya, informasi potensi gempa dan tsunami merupakan upaya persiapan untuk mencegah risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa, apabila terjadi gempa kuat dan membangkitkan tsunami dengan skenario terburuk.
  3. Potensi gempa bumi berbeda dengan prediksi gempa bumi. Potensi merujuk kepada kemampuan sumber gempa bumi untuk melepaskan energi gempa bumi dengan kekuatan tertentu, sedangkan prediksi mengacu kepada suatu informasi mengenai kapan, di mana, dan berapa besar kekuatan gempa bumi. Hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan maupun teknologi yang dengan tepat dan akurat mampu memprediksi terjadinya gempa (kapan, di mana, dan berapa kekuatannya), sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya.
  4. Megathrust adalah fakta, untuk itu BMKG menghimbau kepada pemerintah, pihak swasta, LSM, dan seluruh elemen masyarakat agar dapat mulai melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi megathrust dengan cara:
    1. tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai.
    2. dapatkan update informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat hanya dari BMKG melalui aplikasi android/IOS InfoBMKG, website www.bmkg.go.id, atau media sosial @stageofsleman.
    3. memperkuat kesiapan melalui mitigasi gempa dan tsunami berbasis masyarakat dengan mengikuti sosialisasi, peningkatan literasi, latihan simulasi, dan memastikan bangunan tempat tinggal tahan gempa.

Demikian seruan dari BMKG tentang Kesiapsiagaan tanpa Kepanikan, yang bisa juga langsung di akses di laman BMKG.

Gempa Kamchatka pernah terjadi pada 1952

Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan bahwa gempa Kamchatka 8,7 M kali ini merupakan pengulangan gempa besar yang pernah terjadi lebih dari 70 tahun lalu.

"Perlu kami sampaikan bahwa gempa Kamchatka 8,7 hari ini bisa dikatakan sebagai perulangan apa yang pernah terjadi pada 75 tahun yang lalu," sebut Daryono pada rilis resmi BMKG, Rabu (30/7/2025).

Gempa yang melanda Kamchatka Rusia berkekuatan 8,7 magnitudo pada Rabu (30/7/2025). Meski PTWC tidak menyebutkan Indonesia akan terkena dampak, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan permodelan dan memperkirakan bahwa tsunami akan terjadi di sejumlah wilayah.

BMKG melakukan pemantauan, hasilnya tsunami dengan status Waspada setinggi 0,5 meter akan melanda beberapa wilayah seperti Talaud, Halmahera, hingga Jayapura. Gelombang tsunami diperkirakan akan mencapai bibir pantai Indonesia wilayah utara mulai pukul 14.00 WITA atau 15.00 WIT.

"Tepatnya pada tahun 1952, Kamchatka dilanda gempa berkekuatan 9,0 dan memicu tsunami 18 meter," Daryono melanjutkan.

Gempa Kamchatka pada tahun 1952 dikenal dengan sebutan "Gempa Severo-Kurilsk. Severo dan Kurilsk ada dua kota yang mengalami dampak gempa dahsyat tersebut dengan 2.300 korban meninggal dunia.

Daryono juga menyebut bahwa Gempa magnitudo 8,7 ini terjadi pertama kali sejak tahun 1952. Perulangan Megatrust ini terjadi 75 tahun sejak Gempat Severo-Kurilsk yang bermagnitudo 9.0 dan memicu tsunami setinggi 18 meter.

Posting Komentar